Inflasi DIY Terjaga Stabil, Cerminkan Sinergi dan Ketangguhan Ekonomi Daerah

TPID DIY    1 hari yang lalu

Yogyakarta — Kondisi inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga September 2025 tercatat stabil dan terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi DIY berada pada angka 2,56 persen (year on year), sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 2,65 persen. Capaian ini menandakan bahwa inflasi DIY masih berada dalam rentang sasaran nasional 2,5 ± 1 persen, sekaligus menunjukkan efektivitas langkah pengendalian harga yang dilakukan Pemerintah Daerah bersama seluruh pemangku kepentingan. Sepanjang tahun 2025, inflasi DIY relatif stabil dan terkendali. Bahkan, pada awal tahun sempat terjadi deflasi akibat kebijakan stimulus diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi rumah tangga kecil, yang turut menjaga daya beli masyarakat dan menahan laju kenaikan harga. Stabilnya inflasi DIY tidak terlepas dari berbagai faktor pendukung, di antaranya: • Kebijakan diskon tarif listrik dan penurunan harga tiket pesawat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN); • Kondisi cuaca yang kondusif sehingga produksi pangan meningkat; • Efisiensi transportasi dan distribusi seiring beroperasinya Jalan Tol Jogja–Solo–YIA dan Jogja–Bawen. Selain itu, kolaborasi lintas sektor dalam menjaga pasokan dan distribusi pangan juga berperan penting menahan tekanan harga. Beberapa komoditas yang masih menjadi penyumbang utama inflasi antara lain cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, dan minyak goreng. Adapun komoditas khas daerah seperti nangka, yang menjadi bahan utama kuliner gudeg, turut memberikan pengaruh tersendiri terhadap inflasi DIY. Sebagai kota pelajar dan destinasi wisata utama, DIY terus menunjukkan dinamika ekonomi yang positif. Aktivitas wisatawan dan mahasiswa baru pada tahun ajaran 2025 mendorong peningkatan permintaan di sektor transportasi, kuliner, hingga perumahan. Tercatat dari survei Kementerian Perhubungan, DIY menjadi salah satu tujuan mudik terbesar secara nasional dengan lebih dari 9,4 juta pemudik pada 2025. Kondisi ini menunjukkan kuatnya daya tarik DIY sekaligus kontribusi sektor pariwisata dan pendidikan terhadap ekonomi daerah. Pemerintah Daerah DIY melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berupaya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan daya beli masyarakat. Kegiatan seperti Operasi Pasar, Pasar Murah, serta program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dilaksanakan secara tepat sasaran, baik di kawasan padat penduduk maupun wilayah rentan. Inflasi juga memberikan tantangan sekaligus peluang bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meskipun biaya produksi meningkat, banyak pelaku usaha di DIY yang justru berinovasi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Sementara itu, kesejahteraan petani DIY menunjukkan perkembangan positif. Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 mencapai 110,58, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini mencerminkan peningkatan kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan hidup dari hasil produksinya. Keberhasilan TPID DIY dalam menjaga inflasi tetap stabil tidak lepas dari penerapan strategi 4K, yaitu: 1. Keterjangkauan Harga – melalui Operasi Pasar, Pasar Murah, dan subsidi ongkos angkut; 2. Ketersediaan Pasokan – melalui penguatan data pangan, pemanfaatan lahan pekarangan, dan optimalisasi klaster pangan; 3. Kelancaran Distribusi – dengan memperluas kerja sama antar daerah serta dukungan infrastruktur transportasi; 4. Komunikasi Efektif – dengan mengedukasi masyarakat tentang belanja bijak, publikasi harga pangan, dan koordinasi TPID secara rutin. Sinergi antar instansi, baik pemerintah daerah, BUMN, BUMD, maupun sektor swasta, menjadi kunci utama dalam memastikan implementasi strategi tersebut berjalan optimal. Pemerintah Daerah DIY melalui TPID DIY juga mengembangkan program edukasi MRANTASI (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi). Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha mengenai pentingnya menjaga kestabilan harga serta berperilaku konsumsi yang bijak. Kegiatan MRANTASI dilaksanakan di berbagai kabupaten/kota di DIY, melibatkan pelajar, guru, dan pedagang pasar tradisional. Dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, MRANTASI menjadi wadah partisipatif dalam menjaga kestabilan harga dari tingkat akar rumput. Menjelang akhir tahun 2025, Pemerintah Daerah DIY tetap optimistis bahwa inflasi akan terus berada pada tingkat yang terkendali. Berbagai langkah strategis dan koordinasi lintas sektor akan terus diperkuat untuk menjaga pasokan pangan, memperlancar distribusi, serta memastikan harga kebutuhan masyarakat tetap terjangkau. Kestabilan inflasi DIY mencerminkan ketangguhan ekonomi daerah serta sinergi seluruh pihak dalam menjaga kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Daerah berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan demi mewujudkan Yogyakarta yang ajeg, makmur, dan sejahtera. Inflasi Terkendali, Everybody Happy.