
TPID Pastikan Ketersediaan Pasokan dan Keterjangkauan Harga di Kota Yogyakarta
Yogyakarta (14/03/2025) jogjaprov.go.id - Pemda DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menggelar pemantauan harga dan pasokan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 1446 H di Kota Yogyakarta. Hasil dari pemantauan tersebut secara garis besar ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan pangan maupun bahan bakar LPG 3 kg dalam kondisi aman dan mencukupi. Langkah tersebut dilakukan guna menjaga inflasi dan daya beli masyarakat sehingga dapat merayakan Idulfitri dengan tenang dan nyaman.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY sekaligus Ketua Pelaksana Harian TPID DIY, Beny Suharsono menyatakan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga komoditas bahan pangan saling beriringan. Apabila stok bahan pangan berkurang dan tidak ada maka harga akan naik sehingga terjadi inflasi. Jika ketersediaan bahan pangan ada, namun permintaan berkurang atau daya beli masyarakat tidak ada maka akan terjadi deflasi sehingga semuanya harus dijaga supaya pertumbuhan ekonomi DIY pada 2024 yang mencapai 5,03 persen (ctc) terjaga untuk dipertahankan.
"Apalagi menjelang lebaran dan libur panjang maka inflasi di DIY harus terjaga betul. Untuk itu, kami melakukan pemantauan ketercukupan stok dan harga barang-barang yang mempengaruhi inflasi baik bahan pangan maupun bahan bakar ke Pasar Beringharjo serta pangkalan resmi LPG bersubsidi yang ada di Kota Yogyakarta. Kami pun melakukan pembuktian kesesuaian volume dengan mengecek taksiran minyak hingga isian gas bersubsidi. Ini tidak ada drama dan rekayasa," ujar Beny usai melakukan pemantauan di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Jumat (14/03).
Adapun pemantauan harga dan pasokan yang diinisiasi Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY ini diikuti Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, TPID DIY maupun TPID Kota Yogyakarta, Satgas Pangan Polda DIY dan pihak terkait lainnya. Pemantauan HBKN Idulfitri 2025 ini dilakukan di dua lokasi yaitu Pasar Beringharjo dan Pangkalan LPG 3 kg Ngaisyah yang berlokasi di Jl. KS Tubun Kota Yogyakarta.
Beny mengungkapkan apabila terjadi lonjakan permintaan mendekati lebaran, pihaknya memastikan Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Yogyakarta mempunyai buffer stock atau stok pengaman yang cukup sampai pasca lebaran. Pihaknya juga telah menyiapkan antisipasi pasca libur panjang Idulfitri. Bulog Kanwil Yogyakarta dalam ini skalanya siap dan optimal termasuk melakukan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar.
"Saya kira pedagang mematok harga sesuai mekanisme pasar dan sudah ada beberapa komoditas yang memiliki harga acuan. Jika harga naik pasti ada permintaan yang sangat besar. Kita punya dan siapkan agar tidak terjadi gejolak harga yang berlebihan supaya konsumen tetap tumbuh daya beli. Tugas kami ada disini supaya harga kebutuhan pokok bisa terjangkau masyarakat dan ketercukupan pasokan," tandas Beny.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyampaikan TPID Kota Yogyakarta bersama TPID DIY intinya memastikan ketercukupan stok komoditas bahan pangan menjelang lebaran. Selain ketersediaan pasokan bahan pangan, pihaknya pun memastikan harga bahan pangan supaya tidak terjadi inflasi dan daya beli masyarakat masih bisa menjangkau atau membeli kebutuhan pokok terutama menghadapi bulan puasa hingga libur lebaran nantinya.
"Kami fokus melakukan pemantauan yang sensitif mempengaruhi inflasi. Seperti ketersediaan dan harga Minyak Kita di Kios Segoro Amarto tergolong landai dengan permintaan yang tidak melonjak tinggi alias stabil. Hal ini menunjukkan harga minyak goreng yang ada di pasar cukup terjangkau bagi masyarakat. Takaran volume minyaknya pun sesuai. Sama halnya gula pasir pun harganya sesuai dengan harga acuan yang telah ditetapkan secara umum dan tidak kekurangan stoknya," tutur Hasto.
Tak hanya stok dan harga minyak goreng maupun gula pasir, Hasto menambahkan harga daging sapi juga tidak mengalami lonjakan signifikan seperti harga daging sapi kualitas I Rp 130 ribu/kg, kualitas II Rp 120 ribu/kg. Secara umum harga komoditas bahan pangan lainnya di Pasar Beringharjo seperti daging ayam, telur, bawang, cabai dan lainnya tidak mengalami kenaikan signifikan. Sebab jika stoknya cukup maka menjadi indikasi harga stabil.
"Kota Yogyakarta mempunyai 900 pangkalan LPG bersubsidi resmi Pertamina. Saya cek di satu pangkalan mempunyai stok sekitar 75 ribu tabung gas melon per minggu. Pangkalan ini melayani konsumen yang sudah terdaftar dan dilayani secara rutin dengan harga Rp 18 ribu per tabung sesuai SK Gubernur DIY No.457KEP/2024," imbuh Hasto.
Di luar stok rutin rata-rata mingguan, pihak Pertamina masih menyediakan back up atau kuota fakultatif sebanyak 60 ribu tabung LPG 3 kg di Kota Yogyakarta. Jadi pangkalan gas melon di Kota Yogyakarta sudah jalan dengan kuota masing-masing, namun apabila ada lonjakan kebutuhan maka sudah ada cadangan. Semua transparan termasuk dengan pengecekan volume dengan timbangan.
Sementara itu, penjual sayur mayur di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Ida mengungkapkan harga komoditas bahan pangan masih cenderung berfluktuasi khususnya komoditas cabai rawit merah dan bawang merah. Contohnya cabai rawit merah bertahan di harga Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu/kg. Sedangkan dari sisi pasokan masih mencukupi hanya kualitas turun karena musim hujan sangat mempengaruhi. (Fn/Yd/Tfk)
Humas Pemda DIY